Almond
dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai
suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka
ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam
sistem itu.7 Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus
menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka
menyatakan, bahwa warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka
dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka
miliki. Dengan orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat
dan peranan mereka di dalam sistem politik.
Dengan
memahami budaya politik, kita akan memperoleh paling tidak dua manfaat, yakni:
(1) sikap-sikap warga Negara terhadap sistem politik akanmempengaruhi tuntutan
-tuntutan, tanggapannya, dukungannya serta orientasinya terhadap sistem politik
itu; (2) dengan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik,
maksud-maksud individu melakukan kegiatan dalam sistem politik atau
faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik dapat di
mengerti. Budaya politik selalu inhern pada setiap masyarakat yang terdiri dari
sejumlah individu yang hidup dalam sistem politik tradisional, transnasional,
maupun modern. Almond dan Verba melihat bahwa pandangan tentang obyek politik,
terdapat tiga komponen yakni komponen kognitif, efektif, dan evaluatif.
Alfian,
menganggap bahwa lahirnya kebudayaan itu sebagai pantulan langsung dari
keseluruhan sistem sosial-budaya masyarakat. Hal ini terjadi melalui proses
sosialisasi politik agar masyarakat mengenal, memahami, dan menghayati
nilai-nilai lain yang hidup dalam masyarakat itu, seperti nilai-nilai sosial
budaya dan agama.
Tipe
Budaya Politik
1. Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan
Pada
negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja
sama yang luas untuk memperpadukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama
dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya
politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”tolerasi”.
a.
Budaya Politik Militan
Budaya
politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang
terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi
kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh
peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar
emosi.
b.
Budaya Politik Toleransi
Budaya
politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai,
berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk
bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga
terhadap orang.
Jika
pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu
dapat men¬ciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup
jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir
selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan.
Budaya Politik terbagi atas :
a.
Budaya Politik
Yang memiliki Sikap Mental Absolut Budaya politik yang mempunyai sikap mental
yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu
sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi
dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan
perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang
hal-hal yang baru atau yang berlainan (bertentangan). Budaya politik yang
bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap
tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi
selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang
absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru.
b.
Budaya Politik
Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif Struktur mental yang bersifat akomodatif
biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat
melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai
kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
Tipe absolut
dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang
membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang
berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyim¬pangan. Tipe
akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu
masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan
yang lebih sempurna.
0 comments:
Post a Comment