Berikut
mengenai perkembangan EPI berdasarkan teori yang dikembangkan beberapa ahli :
1. Teori Merkantilisme
Merkantilisme
adalah pandangan dunia tentang elit-elit politik yang berada pada garis depan
pembangunan negara modern. Merkantilisme melihat perekonomian internasional
sebgai arena konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan daripada
sebgai wilayah kerjasama dan saling menguntungkan. Persaingan ekonomi antar
negara dapat mengambil dua bentuk yang berbeda ( Gilpin 1987 ; 32). Pertama
adalah merkantilisme bertahan atau ramah ( benign Mercantulism) adalah negara
memelihara kepentingan ekonomi nasionalnya sebab hal tersebut merupakan unsur
penting dalam keamanan nasionalnya, kebijakan seperti itu tidak memiliki dampak
negatif pada negara lain. Yang kedua adalah merkantilisme agresif atau jahat(
malevolent mercatutis) yaitu megara-negara berupaya mengeksploitasi
perekonomian internasional melalui kebijakan ekspansi. Sebagai contoh,
imperalisme kekuatan kolonial bangsa Eropa di asia dan Afrika.
Merkantilisme dengan demikian melihat kekuatan ekonomi dan kekuatan politik
militer sebagai tujuan yang saling melengkapi, bukan saling bersaing, dalam
lingkaran arus balik positif. Pencapaian kekuatan ekonomi mendukung
pengembangan kekuatan politik dan militer negara dan kekuatanpolitik dapat
meningkatkan dan memperkuat ekonomi negara.Kaum merkantilis menyatakan bahwa
perekonomian seharusnya tunduk pada tujuan utama peningkatan kekuatan negara,
politik harus di utamakan daripada ekonomi. Tetapi isi dari kebijakan-kebijakan
spesifik yang direkomendasikan untukmenjalankan tujuan tersebut telah
berubahsepanjuang waktu.
Ringkasnya merkantilisme mengganggap perekonomian
tunduk pada komunitas politik dan khususnya pemerintah. Aktivitas ekonomi di
lihat dalam konteks yang lebih besar atas peningkatan kekuatan negara. Organisasi
yang bertanggung jawab dalam mempertahankan dan memajukan kepentingan nasional
yang di sebut negara, memerintah di ats kepentingan ekonomi swasta. Kekayaan
dan kekuasaan adalah tujuan yang saling melengkapi bukan saling bertentangan.
Ketergantungan ekonomi pada negara-negara lain seharusnya di hindari sejauh
mungkin. Ketika kepentingan ekonomi dan keamanan pecah, kepentingan keamanan
mendapat prioritas.
2. Liberalisme ekonomi
Adam smith (
1723-90), bapak Liberalisme ekonomi, yakin bahwa pasar cenderung meluas
secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia. Juga menegaskan bahwa
pemerintah tidak boleh ikut campur .ekonomi liberal di sebut doktrin dan
serangkaian prinsip dalam mengorganisasikan dan mengatur pertumbuhan ekonomi,
dan kesejahteraan individu ( Gilvin 1987 : 27 ). Ekonomi liberaldidasarkan pada
pemikiran bahwa jika di biarkan sendiri perekonomian pasar akan berjalan
spontan menurut mekanisme atau hukumnya sendiri. Hukum ini dipandang melekat
dalam proses produksi ekonomidan perdagangan. Kaum ekonomi liberal menolak
pandangan kaum merkantilis bahwa negara adalah aktor dan fokus sentral ketika
menghadapi permasalahan ekonomi. Aktor sentral adalah individu sebgai konsumen
dan sebagai produsen. Pasar adalah arena terbuka tempat para individu bersama-sama
menukarkan barang dan jasa. Kaum liberal selanjutnya menolak pandangan” zero
sum” kaum merkantilis, suatu pandangan bahwa keuntungan ekonomi suatu negara
sebenarnya merupakan kerugian ekonomi negara lain. Kaum ekonom liberal
terdahulu menyebut Laissez faire yaitu kebebasan pasar dari semua jenis
pembatasan dan peraturan politik.
Ringkasnya,
kaum ekonomi liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan suatu
wilayah otonom dari masyarakat yangberjalan menurut hukum ekonominya sendiri.
Pertukaran ekonomi bersifat “ positive sum game” dan pasar cenderung akan
nampak memaksimalkan keuntungan bagi semua individu,rumah tangga, dan
perusahaan yang berpartisipasi dalam pertukaran pasar. Perekonomian merupakan
wilayah kerjasama bagi keuntungan timbal balik antar negara dan juga antar
individu. Dengan demikian, perekonomian internasional seharusnya di dasarkan
perdagangan bebas.
3. Marxisme
Teori Marxis
dan teori Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang konflik
atau kerja sama negara, tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan
materi.Marxisme membuat
asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan yang lain;
sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para
pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai sistem kapitalis terintegrasi
yang mengejar akumulasi modal (kapital).
Kaum Marxis sepakat dengan kaum merkantilis bahwa
politik dan ekonomi sangat berkaitan,keduanya menolak pandangan kaum liberal
tentang bidang ekonomi yang berjalan dengan hukumnya sendiri. Tetapi ,
sementara kaum merkantilis melihat ekonomi sebagai alat politik, kaum marxis
menempatkan ekonomi yang pertama dan politik yang kedua. Bagi kaum marxis,
perekonomian kapitalis didasarkan pada dua kelas sosial yang bertentangan salah
satu kelas, kaum borjuis,memiliki alat-alat produksi. Kelas lain, kaum
protelar, hanya memiliki kekuatan kerjanya saja, yang harus di jual pada
borjuis. Tetapi buruh lebih banyak bekerja di banding yang ia dapatkan kmbali.
Terdapat nilai tambah yang di ambil kaum borjuis. Hal ini merupakan keuntungan
kapitalis, dan keuntungan itu berasal dari eksploitasi tenaga kerja.
Pandangan
kaum Marxis tersebut disebut “Matrialisme”. Hal ini didasarkan pada
pernyataan bahwa aktivitas inti dalam masyarakat mana pun hirau dengan
cara-cara bagaiman manusia menghasilkan alat-alat eksistensinya.
Teori ekonomi
politik internasional saat ini yang berdasarkan kerangka Marxisme adalah
analisis Immanuel Wallerstein tentang perkembangan sejarah perekonomian dunia
kapitalis (Wallerstein:1979:1991). Wallerstein memberikan banyak tekanan
pada perekonomian dunia dan cenderung mengabaikan politik Internasional. Ia
mempercayai perekonomian dunia sebagai pembangunan yang tidak seimbang yang
telah menghasilkan hierarki dari wilayah core,semi periphery, danperiphery.
Yang kaya dari wilayah core (Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang)
digerakkan atas penderitaaan wilayah periphery (Dunia Ketiga).
Wellerstein melihat akhir Perang Dingin dan kehancuran blok Soviet sebagai
akibat dari perkembangan perekonomian dunia kapitalis. Meskipun demikian,
prospek jangka panjang adalah kehancuran system kapitalis,
sebab. Kontradiksi dari system tersebut sekarang dibiarkan pada sekala
dunia. Keberhasilan, bukan kegagalan, merupakan ancaman nyata bagi kapitalisme
global, ketika kemungkinan perluasan semuanya digunakan, upaya tanpa akhir
dalam mencari keuntungan akan mengakibatkan pada krisis baru dalam perekonomian
kapitalis dunia yang, cepat atau lambat, akan menengarai kematiannya.
Kami dapat
meringkas poendekatan kaum marxis sebagai berikut. Perekonomian adalah tempat
eksploitasi da perbedaan antar kelas sosial, khususnya kaum borjuis dan kaum
proletar. Politik sebagian besar ditentukan oleh konteks sosial ekonomi. Kelas
ekonomi yang dominan juga dominan secara politik. Hal itu berarti bahwa dalam
perekonomian kapitalis kaum borjuis akan menjadi kelas berkuasa. Pembangunan
kapitalis global bersifat tidak seimbang bahkan menghasilkan krisis dan
kontradiksi, baik antar Negara maupun antar kelas sosial. EPI marxis
selanjutnya hirau pada sejarah tentang perluasan kapitalisme global, perjuangan
antar kelas dan Negara yang telah membangkitkan kebangkitan di nseluruh dunia,
dan bagaimana transformasi yang revolusioner dari dunia tersebut mungkin
akan muncul.
0 comments:
Post a Comment