Fakta munculnya penolakan pengawas pemilu tingkat lapangan
memang tidak bisa dibantah, meskipun juga tidak sedikit pengawas lapangan yang
sangat terbuka dengan partisipasi masyarakat.Itu menjadi pekerjaan rumah bagi Bawaslu
untuk menanamkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tugas
pengawasan pemilu.Nilainilai partisipasi perlu diinternalisasi dalam tubuh
pengawas pemilu, khususnya tingkat lapangan.
Penanaman nilai-nilai partisipasi bisa dilakukan
dengan merombak mekanisme bimbingan teknis dan pelatihanyang selama ini
dilajalankan. Bimbingan teknis maupun rapat koordinasi yang dibangun pengawas
pemilu mestinya tidak sekadar transfer pengetahuan teknis pengawasan. Perlu
juga menjadi perhatian bagi Bawaslu untuk memasukkan pemahaman tentang
pengawasan pemilu oleh masyarakat.
Hal ini sangat penting dan diperlukan, mengingat
pengawas pemilu tingkat lapangan akan menjadi agen atau fasilitator dalam
partisipasi publik. Merekalah yang akan menjadi ujung tombak mendorong
partisipasi publik berjalan. Kesadaran yang tinggi atas pentingnya pelibatan
akan mendorong dan mendongkrak partisipasi publik di masyarakat.
Peran pengawas lapangan (tingkat bawah) bisa
mendorong dan mengoordinasikan kelompok, seperti Democracy Heroes dalam konsep
sebelumnya.Pengawas lapangan harus memahami bahwa jumlah mereka yang sangat
terbatas merupakan kelemahan dan cenderung menghambat dalam pengawasan pemilu.
Karena itu, kelompok-kelompok seperti Democracy Heroes ini akan sangat membantu
tugas-tugas mereka dalam pengawasan tahapan pemilu dan rekapitulasi suara.
Pengawas tingkat lapangan juga bisa memainkan
peran-peran yang diharapkan mampu mendorong tingkat partisipasi. Beberapa hal
itu adalah sebagai berikut:
a. melakukan
pendidikan pemilih dan melakukan rekrutmen (mengkoordinir pemilih yang memiliki
kesadaran politik,
b. melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk melakukan sosialisasi,
c. menggunakan
pendekatan lokal untuk mengajak masyarakat dalam berpartisipasi dalam pemilu.
0 comments:
Post a Comment