Tokoh utama dari teori Dependensi adalah Theotonio Dos Santos dan Andre
Gunder Frank. Theotonio Dos Santos sendiri mendefinisikan bahwa ketergantungan
adalah hubungan relasional yang tidak imbang antara negara maju dan negara
miskin dalam pembangunan di kedua kelompok negara tersebut. Dia menjelaskan
bahwa kemajuan negara Dunia Ketiga hanyalah akibat dari ekspansi ekonomi negara
maju dengan kapitalismenya. Jika terjadi sesuatu negatif di negara maju, maka
negara berkembang akan mendapat dampak negatifnya pula. Sedangkan jika hal
negatif terjadi di negara berkembang, maka belum tentu negara maju akan
menerima dampak tersebut. Sebuah hubungan yang tidak imbang. Artinya,
positif-negatif dampak berkembang pembangunan di negara maju akan dapat
membawa dampak pada negara, (theotonio dos santos, review, vol. 60,
231).
Dalam
perkembangannya, teori Dependensi terbagi dua, yaitu Dependensi Klasik yang
diwakili oleh Andre Gunder Frank dan Theotonio Dos Santos, dan Dependensi Baru
yang diwakili oleh F.H. Cardoso.
Teori Ketergantungan yang
dikembangkan pada akhir 1950an di bawah bimbingan Direktur Komisi Ekonomi PBB
untuk Amerika Latin, Raul Prebisch. Prebisch dan rekan-rekannya di picu oleh
kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara industri maju tidak harus
menyebabkan pertumbuhan di negara-negara miskin. Memang, studi mereka
menyarankan bahwa kegiatan ekonomi di negara-negara kaya sering menyebabkan
masalah ekonomi yang serius di negara-negara miskin. Kemungkinan seperti itu
tidak diprediksi oleh teori neoklasik, yang diasumsikan bahwa pertumbuhan
ekonomi bermanfaat bagi semua, bahkan jika tidak bermanfaat tidak selalu
ditanggung bersama. Penjelasan awal Prebisch untuk fenomena ini sangat jelas:
negara-negara miskin mengekspor komoditas primer ke negara-negara kaya yang
kemudian diproduksi produk dari komoditas tersebut dan mereka jual
kembali ke negara-negara miskin.
Tiga masalah membuat kebijakan ini
sulit untuk diikuti. Yang pertama adalah bahwa pasar internal negara-negara
miskin tidak cukup besar untuk mendukung skala ekonomi yang digunakan oleh
negara-negara kaya untuk menjaga harga rendah. Isu kedua menyangkut akan
politik negara-negara miskin untuk apakah transformasi menjadi produsen utama
produk itu mungkin atau diinginkan. Isu terakhir berkisar sejauh mana
negara-negara miskin sebenarnya memiliki kendali produk utama mereka, khususnya
di bidang penjualan produk-produk luar negeri. Hambatan-hambatan dengan
kebijakan substitusi impor menyebabkan orang lain berpikir sedikit lebih
kreatif dan historis pada hubungan antara negara-negara kaya dan miskin.
Pada titik ini teori ketergantungan
itu dipandang sebagai sebuah cara yang mungkin untuk menjelaskan kemiskinan
terus-menerus dari negara-negara miskin. Pendekatan neoklasik tradisional
mengatakan hampir tidak ada pada pertanyaan ini kecuali untuk menegaskan bahwa
negara-negara miskin terlambat datang ke praktik-praktik ekonomi yang padat dan
begitu mereka mempelajari teknik-teknik ekonomi modern, maka kemiskinan akan
mulai mereda. Ketergantungan dapat didefinisikan sebagai suatu penjelasan
tentang pembangunan ekonomi suatu negara dalam hal pengaruh eksternal - politik,
ekonomi, dan budaya - pada kebijakan pembangunan nasional (Osvaldo Sunkel,
"Kebijakan Pembangunan Nasional dan Eksternal Ketergantungan di Amerika
Latin," Jurnal Studi Pembangunan, Vol 6,. no. 1 Oktober 1969, hal 23).
Ada 2 tokoh yang membahas dan
menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
1. Andre Guner
Frank : Pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya
dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
2. Theotonia De
Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni
:
a. Ketergantungan
Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b. Ketergantungan
Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam
bentuk kekuasaan financial-industri.
c. Ketergantungan
Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui
monopoli teknologi industri.
Enam bagian pokok dari teory
independensi adalah :
1. Pendekatan
Keseluruhan Melalui Pendekatan Kasus. Gejala ketergantungan dianalisis dengan
pendekatan keseluruhan yang memberi tekanan pada sisitem dunia. Ketergantungan
adalah akibat proses kapitalisme global, dimana negara pinggiran hanya sebagai
pelengkap. Keseluruhan dinamika dan mekanisme kapitalis dunia menjadi perhatian
pendekatan ini.
2. Pakar
Eksternal Melawan Internal. Para pengikut teori ketergantungan tidak sependapat
dalam penekanan terhadap dua faktor ini, ada yang beranggapan bahwa faktor eksternal
lebih ditekankan, seperti Frank Des Santos. Sebaliknya ada yang menekan
factor internal yang mempengaruhi/ menyebabkan ketergantungan, seperti Cordosa
dan Faletto.
3. Analisis
Ekonomi Melawan Analisi Sosiopolitik. Raul Plebiech memulainya dengan
memakai analisis ekonomi dan penyelesaian yang ditawarkanya juga bersifat
ekonomi. AG Frank seorang ekonom, dalam analisisnya memakai disiplin ilmu
sosial lainya, terutama sosiologi dan politik. Dengan demikian teori
ketergantungan dimulai sebagai masalah ekonomi kemudian berkembang menjadi
analisis sosial politik dimana analisis ekonomi hanya merupakan bagian dan
pendekatan yang multi dan interdisipliner analisis sosiopolitik menekankan
analisa kelas, kelompok sosial dan peran pemerintah di negara pinggiran.
4. Kontradiksi
Sektoral/Regional Melawan Kontradiksi Kelas. Salah satu kelompok penganut
ketergantungan sangat menekankan analisis tentang hubungan negara-negara pusat
dengan pinggiran ini merupakan analisis yang memakai kontradiksi regional. Tokohnya
adalah AG Frank. Sedangkan kelompok lainya menekankan analisis klas, seperti
Cardoso
5. Keterbelakangan
Melawan Pembangunan. Teori ketergantungan sering disamakan dengan teori tentang
keterbelakangan dunia ketiga. Seperti dinyatakan oleh Frank. Para pemikir teori
ketergantungan yang lain seperti Dos Santos, Cardoso, Evans menyatakan bahwa
ketergantungan dan pembangunan bisa berjalan seiring. Yang perlu dijelaskan
adalah sebab, sifat dan keterbatasan dari pembangunan yang terjadi dalam
konteks ketergantungan.
6. Voluntarisme
Melawan Determinisme. Penganut marxis klasik melihat perkembangan sejarah
sebagai suatu yang deterministic. Masyarakat akan berkembang sesuai tahapan
dari feodalisme ke kapitalisme dan akan kepada sosialisme. Penganut Neo Marxis
seperti Frank kemudian mengubahnya melalui teori ketergantungan. Menurutnya
kapitalisme negara-negara pusat berbeda dengan kapitalisme negara pinggiran.
Kapitalisme negara pinggiran adalah keterbelakangan karena itu perlu di ubah
menjadi negara sosialis melalui sebuah revolusi. Dalam hal ini Frank adalah
penganut teori voluntaristik.
0 comments:
Post a Comment