Friday, August 05, 2016

Perkembangan dan Corak Nasionalisme


Perkembangan nasionalisme menurut Organski (Nasikun, 1996: 3-4) dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu: (1) nasionalisme tahap 1 dari tahap perkembangan politik kesatuan nasional primitif (the politics of primitive unification); (2) nasionalisme fase 2, dari tahap perkembangan politik industrialisasi (the politics of industrialization); (3) nasionalisme fase 3, dari tahap politik kesejahteraan nasional (the politics of national welfare); dan (4) nasionalisme fase 4, dari tahap perkembangan politik kemakmuran (the politics of abundance) .
Sementara itu menurut Minogue (1967:29) nasionalisme telah melewati tiga tahap, yaitu: (1) tahap stirrings, pada tahap ini bangsa menjadi sadar akan dirinya sebagai bangsa yang mengalami penderitaan berupa tekanan-tekanan, yaitu era perubahan cepat melawan gagasan asing dan cara hidup asing dalam mengerjakan segala sesuatu; (2) tahap centre-piece nasionalisme, yaitu masa perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan; (3) tahap konsolidasi, yang pada masa sekarang tahap ini difokuskan pada konsolidasi ekonomi.
Nasionalisme sendiri ada berbagai corak atau tipenya karena tergantung dari faktor dominan mana yang mempengaruhi, apakah itu faktor ekonomi, faktor politik, faktor budaya, dan lain-lain.. Hall (1993: 1-2) membagi corak nasionalisme menjadi:
1.      Nasionalisme resorgimento, yaitu nasionalisme yang muncul dari bawah. Nasionalisme ini umumnya dipelopori oleh para cendikiawan yang jumlahnya bertambah banyak karena pendidikan. Para terpelajar ini sebagai orang-orang modernis, liberal dan demokrat mendorong terbentuknya integrasi normatif dalam teritorial mereka sebagai negara bangsa (nation state) yang liberal dan demokratis. Faktor lain yang mendorongnya adalah perkembangan ekonomi dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial, dari pedesaan ke perkotaan karena proses industrialisasi. Tipe ini berkembang di Eropa pada abad ke18-19.
2.      Nasionalisme integratif, yaitu nasionalisme yang berkembang karena memanfaatkan rasa dendam karena ditindas bangsa lain. Nasionalisme ini mendorong integrasi seluruh aspek kehidupan bangsa dalam rangka menghadapi bangsa-bangsa lain yang menindas. Contoh nasionalisme seperti ini dikembangkan kaum Fascisme Italia dan Naziisme di Jerman.

Sementara itu Lind (1994: 87-88) membagi corak nasionalisme menjadi;
1.      Nasionalisme liberal, yaitu nasionalisme yang menjunjung tinggi kebebasan individual dalam suatu negara bangsa yang berlandaskan konstitusi modern.
2.      Nasionalisme ”il-liberal”, yaitu nasionalisme yang dikembangkan berdasarkan garis agama, atau etnis, seperti di Iran, Pakistan, India, dll.

Corak lain adalah pandangan Tilly (1993: 6) yang membedakan corak nasionalisme menjadi dua, yaitu:
1.      Nasionalisme yang dipimpin negara, dalam arti pemimpin yang berbicara atas nama suatu bangsa menuntut warga negara mengindentifikasikan dirinya dengan bangsanya dan mensubordinasikan kepentingan lain pada kepentingan negara.
2.      Nasionalisme yang diusahakan negara, yaitu nasionalisme perwakilan, di mana negara menempatkan wakil-wakil rakyat di pusat pemerintahan karena Negara sendiri tidak mempunyai kontrol ketat terhadap daerah-daerah yang otonom.



0 comments: