Tujuan pembangunan politik menurut Myron Weiner,
seperti dikutip Ramlan Surbakti (2010: 302) bahwa tujuan pembangunan politik
adalah sebagai integrasi politik, pemerintahan yang efesien, bersih, berwibawa
(di Indonesia pada masa orde baru, tujuan ini tujuan ini terdapat pada
Garis-garis besar Haluan Negara-GBHN). Samuel P.Huntington menyebutkan lima
tujuan pembangunan politik, yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan,
demokrasi, stabilitas, dan otonomi nasional.
Sejumlah ilmuawan memusatkan perhatian pada
tujuan-tujuan pembangunan mencoba menjelaskan dengan pendekatan yang berbeda. Pendekatan-pendekatan
tersebut sebagai berikut:
1. Tujuan-tujuan
pembangunan politik sebagai selaras satu sama lain dengan alasan bahwa hal-hal
yang baik selalu sesuai satu sama lain dan tujuan yang satu mendukung
pencapaian tujuan yang lain.
2. Tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan sama sama lain
karena setiap tujuan mempunyai implikasi yang mengurungi pencapaian tujuan
lain. Pertumbuhan ekonomi bertentangan dengan pemerataan dan stabilitas
bertentangan dengan demokrasi.
3. Pendekatan rekonsiliasi yang melihat tujuan pembangunan yang
satu dapat direkonsiliasi dengan tujuan lain yang berisi: pertumbuhan ekonomi,
pemerataan, dan stabilitas (Ramlan Surbakti, 2010: 303)
Pendekatan
Pembangunan Politik
Ada beberapa pendekatan pembangunan politik
diantaranya fungsi sistem, proses sosial, dan perbandingan sejarah. Dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. Mengutip pendapatnya Jowono
Sudarsono (1991: 100) bahwa dalam analisis pembangunan politik terdapat
hubungan yang erat antara sistem teori dan stuktur-fungsional. Tidak bisa
dipisahkan antara penggunaan pendekatan fungsional tanpa menggunakan sebagian
dari konsep sistem politik. Di antara konsep-konsep yang penting ialah:
stuktur, legimitasi, input dan output, umpan balik (feedback), lingkungan,
equilibrium.
Pusat perhatian pendekatan ini tidak memusatkan pada
masalah perubahan yang mana adalah dapat menggunakan konsep ‘sistem’ dalam
suatu konteks yang dinamis, dengan fokus jarak, kepemimpinan ataupun umpan
balik. Akan tetapi dalam kenyataannya, sebagaian besar usaha teori tentang
pembangunan politik yang bermula pada pendekatan sistem tidak memanfaatkan
unsur-unsur dinamis dalam pendekatan itu. Tekanan yang diberikan pada
model-model sistem politikyang berbeda-beda tidak pada jenis-jenis perubahan
dari satu sistem ke sistem lain. Seperti yang dikemukan oleh David Apter The
Politics of Modernizaion perubahan dianggap sebagai akibat sesuatu yang luar
biasa. Perubahan dianggap sebagai akibat dari ketegangan atau tekanan, yang
mengakibatkan adanya gerakan atau tindakan ke arah pengarungan tegangan atau
tekanan itu dan karenanya menjurus kembali pada keadaan semula. Perubahan
adalah sesuatu yang bukan alamiah, stabilas atau henti dianggap wajar.
0 comments:
Post a Comment