Friday, August 19, 2016

Tujuan dan Pendekatan Pembangunan Politik


Tujuan pembangunan politik menurut Myron Weiner, seperti dikutip Ramlan Surbakti (2010: 302) bahwa tujuan pembangunan politik adalah sebagai integrasi politik, pemerintahan yang efesien, bersih, berwibawa (di Indonesia pada masa orde baru, tujuan ini tujuan ini terdapat pada Garis-garis besar Haluan Negara-GBHN). Samuel P.Huntington menyebutkan lima tujuan pembangunan politik, yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas, dan otonomi nasional.
Sejumlah ilmuawan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan pembangunan mencoba menjelaskan dengan pendekatan yang berbeda. Pendekatan-pendekatan tersebut sebagai berikut:
1.      Tujuan-tujuan pembangunan politik sebagai selaras satu sama lain dengan alasan bahwa hal-hal yang baik selalu sesuai satu sama lain dan tujuan yang satu mendukung pencapaian tujuan yang lain.
2.      Tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan sama sama lain karena setiap tujuan mempunyai implikasi yang mengurungi pencapaian tujuan lain. Pertumbuhan ekonomi bertentangan dengan pemerataan dan stabilitas bertentangan dengan demokrasi.
3.      Pendekatan rekonsiliasi yang melihat tujuan pembangunan yang satu dapat direkonsiliasi dengan tujuan lain yang berisi: pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas (Ramlan Surbakti, 2010: 303)

Pendekatan Pembangunan Politik
Ada beberapa pendekatan pembangunan politik diantaranya fungsi sistem, proses sosial, dan perbandingan sejarah. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. Mengutip pendapatnya Jowono Sudarsono (1991: 100) bahwa dalam analisis pembangunan politik terdapat hubungan yang erat antara sistem teori dan stuktur-fungsional. Tidak bisa dipisahkan antara penggunaan pendekatan fungsional tanpa menggunakan sebagian dari konsep sistem politik. Di antara konsep-konsep yang penting ialah: stuktur, legimitasi, input dan output, umpan balik (feedback), lingkungan, equilibrium.
Pusat perhatian pendekatan ini tidak memusatkan pada masalah perubahan yang mana adalah dapat menggunakan konsep ‘sistem’ dalam suatu konteks yang dinamis, dengan fokus jarak, kepemimpinan ataupun umpan balik. Akan tetapi dalam kenyataannya, sebagaian besar usaha teori tentang pembangunan politik yang bermula pada pendekatan sistem tidak memanfaatkan unsur-unsur dinamis dalam pendekatan itu. Tekanan yang diberikan pada model-model sistem politikyang berbeda-beda tidak pada jenis-jenis perubahan dari satu sistem ke sistem lain. Seperti yang dikemukan oleh David Apter The Politics of Modernizaion perubahan dianggap sebagai akibat sesuatu yang luar biasa. Perubahan dianggap sebagai akibat dari ketegangan atau tekanan, yang mengakibatkan adanya gerakan atau tindakan ke arah pengarungan tegangan atau tekanan itu dan karenanya menjurus kembali pada keadaan semula. Perubahan adalah sesuatu yang bukan alamiah, stabilas atau henti dianggap wajar.


0 comments: