Menurut ilmuwan politik dan militer,
istilah geopolitik didefinisikan sebagai wawasan nasional sebagai wujud dari
kesatuan cara pandang dan pengetahuan yang berguna untuk mempertahankan ruang
hidup suatu bangsa. Namun konsep wawasan nasional yang ada di setiap bangsa
pada kenyataannya berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan dua unsur pokok dalam
konsepsi geopolitik, yakni profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup,
ideologi, budaya) dan geografi.
Geopolitik juga tidak hanya
memandang ciri-ciri khusus suatu negara (geografis) dari segi politik negara
semata, melainkan juga perilaku manusia di dalamnya saat menghadapi tantangan
yang timbul berdasarkan bentuk geografinya. Menurut Srijanti, dkk (2008),
adapun geopolitik Indonesia yang dinamakan Wawasan Nusantara bertujuan untuk
mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia.
Kemudian, pelaksanaan geopolitik dalam suatu negara disebut dengan geostrategi.
Pada awalnya, istilah strategi hanya
terbatas pada kepentingan militer saja. Akan tetapi, lebih lanjut geostrategi
didefinisikan sebagai kebijakan untuk menentukan upaya-upaya dalam menguasai
sumber daya (terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui) dengan
tujuan kelangsungan hidup bangsa.
Ditinjau dari aspek kewilayahan nusantara menurut
Srijanti, dkk dalam Etika Berwarga Negara (2008), pengaruh
geografi dalam suatu negara merupakan fenomena yang mutlak diperhitungkan karena
mengandung beraneka ragam kekayaan alam, baik di atas maupun di bawah permukaan
bumi, serta memiliki jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian, kondisi
geografi Indonesia yang memiliki keunggulan sekaligus kerawanan sudah
sepatutnya diperhitungkan dalam geopolitik Indonesia.
Ketika geopolitik Indonesia (dalam
hal ini disebut Wawasan Nusantara) bertujuan untuk mewujudkan rasa nasionalisme
yang tinggi di segala aspek kehidupan, maka sudah seharusnya merupakan
kewajiban bagi kita untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam kita yang
melimpah.
Namun pada kenyataannya, yang
terjadi justru sebaliknya. Eksploitasi terhadap hutan terus terjadi
dimana-mana, dan kesadaran masyarakat juga sangat rendah untuk menjaga dan
melestarikan lingkungannya. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi kita untuk
mengembangkan sumber daya manusia agar sumber daya alam dapat dikelola dengan
baik dan memadai.
Maka, langkah yang perlu dilakukan
adalah dengan meningkatkatkan sumber daya manusia yang jumlahnya besar tersebut
serta menumbuhkan kepedulian pemerintah dan masyarakat mengenai pentingnya
menjaga dan melestarikan lingkungan. Langkah ini pun harus diterapkan kepada
generasi penerus sejak dini melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah
mereka.
Sebab, ketika isu pemanasan global
terus mendorong negara-negara untuk melakukan program-program dan gerakan
penyelamatan lingkungan, perilaku masyarakat kita pada umumnya tetap saja tidak
berubah. Selama dampak dari pemanasan global itu belum dirasakan, maka tidak
perlu mengambil tindakan untuk mulai memelihara lingkungan. Pandangan seperti
ini tentunya tidak tepat dan harus segera diubah, karena sangatlah disayangkan
jika bencana-bencana seperti banjir dan longsor terus terjadi di sekitar kita
akibat kesalahan kita sendiri.
Maka, mulailah dari sekarang untuk
memahami dan menghayati Wawasan Nusantara melalui penghargaan akan lingkungan
dengan melestarikannya agar tidak tercipta keindahan harmoni yang sesaat saja.
0 comments:
Post a Comment