Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa metode pembelajaran PKn berpengaruh secara
signifikan terhadap voting behavior pemilih pemula dengan nilai korelasi
sebesar 0,226. Hal ini menunjukan bahwa materi PKn berkontribusi sebesar 5,10%.
Jika melihat pada kriteria interpretasi nilai korelasi, pengaruh metode PKn
terhadap voting behavior pemilih pemula ini termasuk dalam kategori
rendah. Namun, meski rendah tetap saja metode pembelajaran PKn berpengaruh
secara signifikan terhadap voting behavior.
Dalam
penelitian ini terungkap bahwa penggunaan metode pembelajaran PKn yang teliti
belum memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir siswa yang ditandai dengan
penggunaan metode PKn yang mendorong anak untuk aktif bertanya, mengemukakan
gagasan, atau mengujikan suatu materi, melakukan diskusi, dialog dan debat
pendapat tentang masalah-masalah kewarganegaraan, termasuk kedalam pembelajaran
berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Metode seperti ini dapat
mengembangkan daya kritis berpikir siswa dan mempraktekan kedalam kehidupan
dunia nyata siswa.
Hasil
penelitian diatas kontras dengan apa yang dikatakan komalasari (2011:56)
terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran termasuk (Pembelajaran PKn),
diantaranya (1) ceramah, (2) demonstrasi, (3) diskusi, (4) simulasi, (5)
laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7) brainstroming, (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.
Sementara
itu Djamarah (2001:72) mengatakan dalam kegiatan pembelajaran, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicaapai setelah kegiatan belajar berakhir. Keberhasilan pembelajaran PKn
tidak hanya bergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan kompetensi dan
materi pembelajaran saja, tetapi didukung oleh metode pembelajaran yang tepat.
Pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan
sangat membantu guru maupun siswa untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan. Hal ini menguatkan pendapat (Gerlach dan Ely, 1971:25) bahwa
untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah dalam belajar, meningkatkan
prestasi siswa maka diperlukan pengorganisasian proses belajar yang baik yang
meliputi ; tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruang, perlengkapan
pelajaran dikelas dan pengelompokan siswa dalam belajar.
Selanjutnya
menurut Djahiri (2002 : 93) strategi yang harus digelar guru dalam Pembelajaran
PKn ialah (1) Menbina dan menciptakan keteladanan baik fisik maupun materiil
(tata dan aksesoris kelas/sekolah), kondisional (suasana proses kegiatan
belajar mengajar) maupun personal (guru, pimpinan sekolah dantokoh unggulan);
(2) membiasakan/membukukan atau mempraktekan apa yang diajarkan mulai
disekolah, rumah dan lingkungan belajar; (3) Memotivasi minat atau gairah untuk
terlibat dalam proses belajar untuk kaji lanjutan dan mencoba serta
membiasakannya. Apapun pilihan metodenya hendaklah memperhitungkan ketiga
standarisasi yaitu pada saat menentukan pilihan bahan, media dan evaluasi.
Jangan menentukan pilihan yang tidak sesuai/ dan dibenci oleh siswa serta
rendah kebermaknaannya sebab hanya akan menciptakan kebosanan.
0 comments:
Post a Comment