1. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu
organisasi atau hubungan antara kelompok merupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan. Bahwa konflik tidak selalu merugikan kadang- kadang dalam
batas-batas
tertentu
justru sangat
bermanfaat
bagi penciptaan
perilaku yang efektif dalam
organisasi. Konflik adalah benturan dari bermacam- macam paham, perselisihan, kurang mufakat, pergesekan, bahkan perkelahian, perlawanan dengan senjata perang.
Konflik menurut Adam Ibrahim Indrawijaya
adalah
bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi baik antara seseorang dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan organisasi atau mungkin pula
antara perseorangan dengan organisasi secara menyeluruh.
2. Bentuk Konflik
Ada tiga macam bentuk konflik
a. Konflik dalam kelompok, terjadi antara dua atau lebih anggota kelompok yang mencakup kelompok dalam arti umum atau satu kesatuan unit organisasi.
b. Konflik antar organisasi,
banyak sekali terjadi tergantung
pada
lingkungan sekitar. Dapat dipengaruhi politik, ekonomi
dan social budaya mempengaruhi
kehidupan organisasi atau perbedaan fasilitas antara pegawai yang setingkat
dibeberapa
instansi.
Konflik semacam inio penyelesaiannya harus
dilakukan melalui pihak ketiga, apakah instansi yang lebih tinggi atau melalui pengadilan.
c. Konflik antar kelompok, terjadi antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, yang sering terjadi dalam organisasi.
3. Merangsang Timbulnya Konflik
Konflik dapat berlangsung dalam setiap tingkat dalam struktur organisasi masyarakat.
Konflik
tidak dapat dihindari dan tidak
dapat
dihilangkan selama manusia masih dinamis. Oleh sebab itu perlu seni
mengelola konflik tersebut, yaitu: (a) membuat standard
penilaian;
(b) menentukan masalah kontroversial dan konflik; (c) menganalisa situasi dan
evaluasi terhadap konflik; (d) memilih tindakan
yang tepat terhadap penyimpangan yang menimbulkan konflik.
Pada umumnya pimpinan lebih suka menghindari konflik karena pemimpin adalah
penyembuh luka daripada menjadi stimulator konflik.
Seperti dijelaskan di atas, tidak semua konflik merugikan, justru kalau dapat dikelola dengan baik maka suasana baru akan muncul di lingkungan organisasi tersebut, gairah kerja akan muncul kembali pasca konflik. Organisasi tanpa konflik akan terasa hambar, tidak ada dinamika. Berkaitan dengan hal tersebut, ada bebarapa cara untuk merangsang timbulnya konflik antara lain: (a) komunikasi diputuskan/dikacaukan; (b) mengacau struktur organisasi;
(c)
menempatkan
orang-orang
yang mayoritas ringan dan punya banyak masalah untuk menjadi tenaga pimpinan.
4. Beberapa Strategi Penanggulangan Konflik
Secara garis besar ada delapan strategi penanggulangan konflik:
a. Pemecahan persoalan, sebagai anggapan dasar bahwa semua pihak mempunyai
keinginan untuk menanggulangi konflik, oleh sebab itu perlu dicari ukuran-ukuran yang dapat memuaskan pihak yang terlibat dalam konfllik dan persoalan harus selalu dilalui dua tahappenting yaitu proses penemuan gagasan dan
proses
pematangannya.
b.
Musyawarah, dalam musyawarah terlebih dahulu ditentukansecara jelas apa yang
menjadi persoalan. Kemudian kedua belah pihak yang sedang dalam pertikaian mengadakan pembahasan untuk mendapatkan titik pertemuan. Pada waktu musyawarah dapat dikembangkan suatu
konsesus bahwa setelah terjadi kesepakatan, masing-masing pihak harus mencegah terjadinya konflik.
c. Mencari lawan yang sama, dalam hal ini semua pihak diajak untuk lebih bersatu,kaarena harus menghadapi pihak ketiga sebagai pihak yang dianggap
merupakan lawan dari kedua belah pihak yang bertikai.
d. Mensub organisasikan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi. Dalam
strategi ini usaha penanggulangan konflik dilakukan dengan menemukan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang bertikai.
e. Peningkatan interaksi dan komunikasi,
pihak-pihak
yang berkonflik dapat
meningkatkan interaksi dan komunikasi mereka, pada suatu saat mereka juga akan lebih mengerti dan menghargai dasar pemikiran dan perilaku pihak lain. Penghargaan dalam hal ini penting sekali karena dapat mengurangi pandangan buruk terhadap kelompok lain.
f. Latihan kepekaan, pihak-pihak yang berkonflik
diajak
masuk dalam satu kelompok. Tiap kelompok diberi kesempatan menyatakan pendapatnya, termasuk pendapat negative pihak lainnya. Untuk pihak yang dikritik diharapkan mendengarkan lebih
dahulu, kemudian dapat pula mengemukakan pendapatnya sehingga dengan masing-masing mengeluarkan pendapatnya akan merasa puas.
g.
Meminta bantuan kepada pihak ketiga, strategi ini bila terjadi konflik dalam suatu
kelompok, bantuan pimpinan kelompok sangat ditunggu. Bila
terjadi konflik antar kelompok dalam suatu
organisasi bantuan pimpinan organisasi merupakan suatu strategi diharapkan dapat menyelesaikannya. Selanjutnya mengetahui di bidang
apa terjadi
pertikaian dengan konflik politik, konflik wewenang hukum. Ini
penting
pihak ketiga yang kiranya dianggap tepat untuk menanggulangi akibat negative dari suatu konflik.
h. Koordinasi,
koordinasi dapat
menimbulkan
konflik
dan dapat juga menangani konflik. Suatu usaha koordinasi dapat
menjadi salah satu sumber konflik. Karena melalui
koordinasi seseorang dapat menjadi
koordinator
sedang yang lain berperan sebagai yang dikoordinasikan. Pihak kedua dituntut perilaku untuk melaksanakan perubahan tersebut dengan baik.
0 comments:
Post a Comment