Tuesday, October 25, 2016

Konflik dan Kepemimpinan




1. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu organisasi atau hubungan antara kelompok merupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan. Bahwa konflik tidak selalu merugikan kadang- kadang  dalam  batas-batas  tertentu  justru  sangat  bermanfaat  bagi  penciptaan perilaku yang efektif dalam organisasi. Konflik adalah benturan dari bermacam- macam paham, perselisihan, kurang mufakat, pergesekan, bahkan perkelahian, perlawanan dengan senjata perang.
Konflik  menurut  AdaIbrahim  Indrawijaya  adalah  bentuk  pertikaian  yang terjadi dalam organisasi baik antara seseorang dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan organisasi atau mungkin pula antara perseorangan dengan organisasi secara menyeluruh.
2. Bentuk Konflik

Ada tiga macam bentuk konflik

aKonflik dalam kelompok, terjadi antara dua atau lebih anggota kelompok yang mencakup kelompok dalam arti umum atau satu kesatuan unit organisasi.
b.  Konflik  antar  organisasi,  banyak  sekali  terjadi  tergantung  pada  lingkungan sekitar. Dapat dipengaruhi politik, ekonomi dan social budaya mempengaruhi kehidupan organisasi atau perbedaan fasilitas antara pegawai yang setingkat dibeberapa  instansi.  Konflik  semacam  inio  penyelesaiannya  harus  dilakukan melalui pihak ketiga, apakah instansi yang lebih tinggi atau melalui pengadilan.
c.  Konflik antar kelompok, terjadi antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, yang sering terjadi dalam organisasi.
3. Merangsang Timbulnya Konflik

Konflik dapat berlangsung dalam setiap tingkat dalam struktur organisasi masyarakat.  Konflik  tidak  dapat  dihindari  datidak  dapat  dihilangkan  selama manusia masih dinamis. Oleh sebab itu perlu seni mengelola konflik tersebut, yaitu: (amembuat  standard  penilaian;  (b)  menentukan  masalah  kontroversial  dan konflik; (c) menganalisa situasi dan evaluasi terhadap konflik; (d) memilih tindakan yang tepat terhadap penyimpangan yang menimbulkan konflik.


Pada umumnya pimpinan lebih suka menghindari konflik karena pemimpin adalah penyembuh luka daripada menjadi stimulator konflik.  Seperti dijelaskan di atas, tidak semua konflik merugikan, justru kalau dapat dikelola dengan baik maka suasana baru akan muncul di lingkungan organisasi tersebut, gairah kerja akan muncul kembali pasca konflik. Organisasi tanpa konflik akan terasa hambar, tidak ada dinamika. Berkaitan dengan hal tersebut, ada bebarapa cara untuk merangsang timbulnya konflik antara lain: (a) komunikasi diputuskan/dikacaukan; (b) mengacau struktuorganisasi;  (c)  menempatkan  orang-orang  yang  mayoritas  ringan  dan punya banyak masalah untuk menjadi tenaga pimpinan.
4. Beberapa Strategi Penanggulangan Konflik

Secara garis besar ada delapan strategi penanggulangan konflik:

aPemecahan persoalan, sebagai anggapan dasar bahwa semua pihak mempunyai keinginan untuk menanggulangi konflik, oleh sebab itu perlu dicari ukuran-ukuran yang dapat memuaskan pihak yang terlibat dalam konfllik dan persoalan harus selalu dilalui dua tahappenting yaitu proses penemuan gagasan dan proses pematangannya.
b.  Musyawarah, dalam musyawarah terlebih dahulu ditentukansecara jelas apa yang

menjadi persoalan. Kemudian kedua belah pihak yang sedang dalam pertikaian mengadakan pembahasan untuk mendapatkan titik pertemuan. Pada waktu musyawarah dapat dikembangkan suatu konsesus bahwa setelah terjadi kesepakatan, masing-masing pihak harus mencegah terjadinya konflik.
c. Mencari lawan yang sama, dalam hal ini semua pihak diajak untuk lebih bersatu,kaarenharus menghadapi pihak ketiga sebagai pihak yang dianggap merupakan lawan dari kedua belah pihak yang bertikai.
d.  Mensub organisasikan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi. Dalam strategi ini usaha penanggulangan konflik dilakukan dengan menemukan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang bertikai.
e. Peningkatan interaksi dan komunikasi,  pihak-pihak  yang berkonflik  dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi mereka, pada suatu saat mereka jugakan lebih mengerti dan menghargai dasar pemikiran dan perilaku pihak lain. Penghargaan dalam hal ini penting sekali karena dapat mengurangi pandangan buruk terhadap kelompok lain.
f.  Latiha kepekaan,  pihak-piha yan berkonflik   diajak  masu dalam  satu kelompok. Tiap kelompok diberi kesempatan menyatakan pendapatnya, termasuk pendapat negative pihak lainnya. Untuk pihak yang dikritik diharapkan mendengarkan lebih dahulu, kemudian dapat pula mengemukakan pendapatnya sehingga dengan masing-masing mengeluarkan pendapatnya akan merasa puas.
g.  Meminta bantuan kepada pihak ketiga, strategi ini bila terjadi konflik dalam suatu

kelompok, bantuan pimpinan kelompok sangat ditunggu. Bila terjadi konflik antar kelompok dalam suatu organisasi bantuan pimpinan organisasi merupakan suatu strategi diharapkan dapat menyelesaikannya. Selanjutnya mengetahui di bidang apa terjadi pertikaian dengan konflik politik, konflik wewenang hukum. Ini penting pihak ketiga yang kiranya dianggap tepat untuk menanggulangi akibat negative dari suatu konflik.

h.  Koordinasi,  koordinasi  dapat  menimbulkan  konflik  dan dapajuga  menangani konflik. Suatu usaha koordinasi dapat menjadi salah satu sumber konflik. Karena melalui  koordinasi  seseorang  dapat  menjadi  koordinator  sedang  yang  lain berperan sebagai yang dikoordinasikan. Pihak kedua dituntut perilaku untuk melaksanakan perubahan tersebut dengan baik.

0 comments: