Professor Burton membedakan antara resolusi konflik, manajemen
dan penyelesaian (‘settlement’). Manajemen adalah ‘dengan kecakapan resolusi perselisihan alternatif’ (by alternative dispute resolution skills’) dan dapat menampung atau membatasi
konflik; ‘settlement’ adalah ‘dengan proses wewenang dan hukum’ (by authoritative and legal
processes’) dan
dapat dipaksakan
oleh kelompok elit (1991:73). Burton menyatakan dengan gamblang
sekali:
..Resolusi konflik artinya menghentikan
konflik dengan cara-cara yang
analitis dan masuk ke
akar
permasalahan. Resolusi konflik, berbeda dengan sekedar
‘manajemen’ atau ‘settlement’, mengacu pada hasil
yang, dalam pandangan pihak-pihak
yang terlibat, merupakan solusi permanen terhadap suatu
masalah (1991:72).
Dengan menerima asumsi dan hipotesa Teori Kebutuhan Manusia, Burton
menyatakan bahwa perlu adanya pergeseran paradigma dari politik kekuasaan kea rah ‘realitas
kekuasaan individu’ (1991:84).
Dengan kata lain,
individu-individu, sebagai
anggota kelompok-kelompok
identitasnya, akan memperjuangan kebutuhannya
di dalam
lingkungannya
sendiri. Jika
usaha mereka
dihalang-halangi
oleh kelompok
elit, kelompok identitas lain, lembaga-lembaga dan
segala bentuk
wewenang/otoritas lainnya, maka
tak
terelakkan
lagi akan terjadi konflik. Satu-satunya solusi adalah kelompok-kelompok itu
menyelesasikan masalahnya sendiri secara analitis, didukung oleh pihak
ketiga yang
bertindak sebagai fasilitator dan bukan penguasa. Hal ini terutama relevan sekali jika konflik itu mengenai kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar dan
bukan
kepentingan material, yang dapat dinegosiasi dan dikompromikan. Salah
satu masalah dengan faham konflik
internal yang dibahas sebelumnya, adalah meskipun ada kesepakatan mengenai penjelasan suatu konflik, namun terdapat sedikit sekali konsensus mengenai solusi. Agaknya
kita
perlu menjauh dari pokok-pokok (specifics) konflik dan melakukan pendekatan holistik. Abstraksi ini akan mencapai
tujuan lebih
objektif dalam
mencari penjelasan yang
memadai. Seperti
yang dinyatakan Burton:
Apapun definisi konflik
yang kita miliki, di mana saja kita menarik garis, sampai pada kekerasan keluarga, kita
merujuk
pada
situasi adanya kerusakan dalam hubungan
dan tantangan pada normanorma dan
penguasa-penguasa…[Konflik itu
terjadi]
disebabkan adanya penegasan individualisme.
Konflik
itu sebagai bentuk protes berbasis rasa frustasi terhadap kurangnya kesempatan
untuk pembangunan
dan terhadap
kurangnya pengakuan
identitas. Apakah ketegangan, konflik, atau kekerasan itu berasal
dari persoalan
kelas, status, etnik, jenis kelamin, agama, atau nasionalisme, kita
berurusan dengan soal-soal mendasar yang
sama (1991:20).
Jika partisipan konflik
itu
dapat mulai mengenal konfliknya sebagai kerusakan
hubungan, dan ada persamaan mendasar antara yang bertikai, maka proses abstraksi akan meningkatkan
keobjektifannya. Tujuan proses ini adalah untuk memungkinkan partisipan konflik memahami bahwa semua
partisipan mempunyai kebutuhan-
kebutuhan yang sah yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan konflik itu. Kunci lainnya
di
sini adalah mengembangkan
proses analitis untuk memudahkan perubahan-perubahan
yang diperlukan untuk menciptakan system politik dan social yang
dapat memenuhi
kebutuhan itu. Burton selanjutnya
mencatat:
Resolusi konflik adalah, dalam jangka panjang, suatu proses perubahan politik, social, dan ekonomi. Resolusi
konflik adalah suatu proses analisis dan
penyelesaian masalah yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan
individu dan kelompok seperti identitas dan pengakuan, juga perubahan-
perubahan institusi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini (1991:71)
Pendekatan
tradisional terhadap manajemen
atau pengaturan konflik atau umumnya
berdasarkan
mediasi dan
negosiasi ‘settlements.’ Pendekatan-pendekatan
ini
hanya akan berjalan jika pihak-pihak yang berkonflik setuju untuk bernegosiasi dan
mempunyai sesuatu yang nyata yang dapat mereka tawarkan (bargain). Namun, pengakuan kebutuhan-kebutuhan
primordial menghapuskan kemungkinan negosiasi tradisional. Akibatnya, kita tinggal memiliki konsep Burton tentang perlunya suatu proses perubahan untuk mencapai resolusi.
0 comments:
Post a Comment