Pelaksanaan
strategi komunikasi yang dilakukan oleh tim pemenangan pada saat kampanye yang
dilakukan oleh pasangan ini lebih mengandalkan mobilisasi massa saat kampanye
akbar di lapangan terbuka. Kuantitas serta kualitas dari tim pemenangan belum
dapat dijadikan sebagai modal menjalankan program kerja saat melakukan kampanye
politik. Keberhasilan melakukan mobilisasi massa saat berlangsungnya kampanye
terbuka memang berjalan efektif, namun tidak diikuti dengan kualitas suara yang
masuk saat penghitungan suara. Pasangan H. Amril Harahap dan H. Irwandy hanya
mampu menempatkan diri pada posisi ke 4 dari 5 pasang calon yang ikut pada
Pemilukada dengan hasil perolehan sebanyak 6802 suara.
Minimnya
jumlah perolehan hasil suara sebenarnya lebih disebabkan kurangnya kordinasi
yang dilakukan oleh tim centre terhadap unit-unit taktis yang telah dibentuk
hingga tingkat lingkungan. Selebihnya loyalitas yang ditunjukkan oleh pendukung
pasangan ini tidak di manajerial secara benar. Loyalitas yang tercipta bukan
berdasarkan keinginan untuk melaksanakan program kerja sebagai wujud
keperdulian dan tanggung jawab memenangkan kandidat, tetapi lebihbersifat
eforia diselenggarakannya pemilihan kepala daerah secara langsung. Sehingga
anggota tim centre yang merupakan inti dari tim pemenangan seharusnya memiliki
kekuatan intelektual secara personal maupun kelompok, malah justru diisi oleh
orang-orang yang direkrut berdasarkan kedekatan emosional tanpa melihat
kapasitas kemampuan dan pengalaman untuk menyusun konsep strategi berdasarkan
hasil penelitian. Kegagalan yang terjadi adalah kegagalan dalam melakukan
managemet organisasi tim pemenangan.
Pertemuan
yang dilakukan hanya bersifat dialog dan tidak mengikat. Optimalisasi tim
pemenangan juga masih dianggap kurang dalam melakukan sosialisasi dengan
masyarakat diluar jadwal pertemuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan strategi
merupakan proses manajement dalam mengembangkan konsep yang telah dibuat.
Schröder (2009:39) mengatakan, untuk mengimplementasikan strategi politik,
faktor manusia menjadi signifikan untuk tiga aspek: Pemimpin politik, pemimpin
partai yang bekerja penuh dan anggota partai yang bekeja paruh waktu. Hubungan
antara ketiga pihak ini, kualitas, pendidikan, motivasi dan etika merupakan
syarat awal bagi keberhasilan implementasi strategi. Sedangkan dalam bidang
operasional, syarat awal untuk keberhasilannya tergantung pada prinsip-prinsip
kecepatan, penyesuaian diri dan tipu daya.
0 comments:
Post a Comment