Wednesday, November 30, 2016

Dampak Komunikasi Politik

Pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh tim pemenangan pada saat kampanye yang dilakukan oleh pasangan ini lebih mengandalkan mobilisasi massa saat kampanye akbar di lapangan terbuka. Kuantitas serta kualitas dari tim pemenangan belum dapat dijadikan sebagai modal menjalankan program kerja saat melakukan kampanye politik. Keberhasilan melakukan mobilisasi massa saat berlangsungnya kampanye terbuka memang berjalan efektif, namun tidak diikuti dengan kualitas suara yang masuk saat penghitungan suara. Pasangan H. Amril Harahap dan H. Irwandy hanya mampu menempatkan diri pada posisi ke 4 dari 5 pasang calon yang ikut pada Pemilukada dengan hasil perolehan sebanyak 6802 suara.
Minimnya jumlah perolehan hasil suara sebenarnya lebih disebabkan kurangnya kordinasi yang dilakukan oleh tim centre terhadap unit-unit taktis yang telah dibentuk hingga tingkat lingkungan. Selebihnya loyalitas yang ditunjukkan oleh pendukung pasangan ini tidak di manajerial secara benar. Loyalitas yang tercipta bukan berdasarkan keinginan untuk melaksanakan program kerja sebagai wujud keperdulian dan tanggung jawab memenangkan kandidat, tetapi lebihbersifat eforia diselenggarakannya pemilihan kepala daerah secara langsung. Sehingga anggota tim centre yang merupakan inti dari tim pemenangan seharusnya memiliki kekuatan intelektual secara personal maupun kelompok, malah justru diisi oleh orang-orang yang direkrut berdasarkan kedekatan emosional tanpa melihat kapasitas kemampuan dan pengalaman untuk menyusun konsep strategi berdasarkan hasil penelitian. Kegagalan yang terjadi adalah kegagalan dalam melakukan managemet organisasi tim pemenangan.

Pertemuan yang dilakukan hanya bersifat dialog dan tidak mengikat. Optimalisasi tim pemenangan juga masih dianggap kurang dalam melakukan sosialisasi dengan masyarakat diluar jadwal pertemuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan strategi merupakan proses manajement dalam mengembangkan konsep yang telah dibuat. Schröder (2009:39) mengatakan, untuk mengimplementasikan strategi politik, faktor manusia menjadi signifikan untuk tiga aspek: Pemimpin politik, pemimpin partai yang bekerja penuh dan anggota partai yang bekeja paruh waktu. Hubungan antara ketiga pihak ini, kualitas, pendidikan, motivasi dan etika merupakan syarat awal bagi keberhasilan implementasi strategi. Sedangkan dalam bidang operasional, syarat awal untuk keberhasilannya tergantung pada prinsip-prinsip kecepatan, penyesuaian diri dan tipu daya.

0 comments: