Komunikasi
bukanlah sekedar proses tukar menukar pikiran serta pendapat saja, melainkan
juga merupakan suatu kegiatan seorang individu berusaha untuk mengubah
pendapat, sikap, serta perilaku orang lain. Definisi komunikasi menurut Hovland
yang dikutip oleh Wiryanto (2004 : 6) yaitu “The process by which an
individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbol) to
modify, the behavior of other individu.” (Komunikasi adalah proses dimana
individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.).
Sedangkan berdasarkan Berlo (dalam Mardikanto, 1993 : 57) “komunikasi secara
umum adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima”.
Peneliti dapat menyimpulkan dari kedua pendapat pakar komunikasi diatas bahwa
segala bentuk interaksi-interaksi manusia adalah komunikasi, yaitu proses
penyampaian lambang-lambang yang berarti dari individu satu kepada individu
yang lain, baik dengan maksud agar mengerti atau untuk mengubah sikap dan
tingkah lakunya.
Komunikasi
Politik
Komunikasi
politik menjadi kajian yang menarik perhatian, bukan hanya para sarjana
komunikasi dan sarjana politik, tetapi juga bagi politisi yang aktif di
berbagai partai politk. Bahkan Plano (dalam Mulyana, 2007 : 29) melihat bahwa
”komunikasi politik merupakan proses penyebaran, makna atau pesan yang
bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik”. Ini menjadi sebuah tantangan
keberhasilan partai politik, gabungan partai dan tim sukses untuk mengusung
calonnya sangat ditentukan oleh kemampuannya melihat tingkat atraktivitas dan
akseptabilitas calon tersebut di mata masyarakat. Peranan komuniksi politik
dibutuhkan untuk melihat dampak dan hasil yang bersifat politik. Melvin L
DeFleur (dalam Muhtadi, 2008:7) memetakan Model Transaksi Simultan (Simultaneous
Transactions Model) terhadap dinamika komunikasi politik. Dengan
karakternya yang nonlinier, model ini menggambarkan sekurang-kurangnya tiga
faktor yang berpengaruh dalam komunikasi. Pertama, faktor lingkungan fisik (physical
surroundings), yakni lingkungan tempat komunikasi itu berlangsung dengan
menekankan pada aspek what dan how pesan-pesan komunikasi itu
dipertukarkan. Kedua, faktor situasi sosio-kultural (sociocuktural
situational), yakni bahwa komunikasi merupakan bagian dari situasi sosial
yang di dalamnya terkandung makna kultural tertentu, sekaligus menjadi
identitas dari para pelaku komunikasi yang terlibat di dalamnya. Ketiga, faktor
hubungan sosial (social relationship), yakni bahwa status hubungan
antarpelaku komunikasi sangat berpengaruh, baik terhadap isi pesan itu sendiri
ataupun terhadap proses bagaimana pesan itu dikirim dan diterima.
Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
Interpersonal terdiri atas saling tukar kata lisan di antara dua atau lebih
orang (Nimmo, 2005:177). Dalam kontek politik, komunikasi interpersonal akan
menelaah kontak interpersonal bagi kepentingan politik, yakni sifat dasar
komunikasi, dan faktor-faktor yang membantu membentuk garis bentuk pesan yang
dipertukarkan.
Miller
dan Steinberg (dalam Gudykunst, 1988 : 18) berasumsi tentang konsep komunikasi
interpersonal, bahwa “ketika orang berkomunikasi, mereka membuat prediksi
tentang efek dari perilaku komunikasi mereka, mereka memilih bermacam strategi
komunikatif tentang bagaimana komunikan akan merespon”. Miller dan Steinberg
berargumen tentang hal di atas, bahwa data-data kultur, sosiologi, dan
psikologi bisa digunakan untuk membuat deskripsi, prediksi, dan penjelasan.
Komunikasi
interpersonal terjadi karena didasari oleh tujuan tertentu. Seperti dalam
konteks kampanye rapat tertutup calon kepala daerah dengan tim suksesnya atau
kampanye terselubung dalam bentuk sosialisasi calon dengan audience, proses
komunikasi interpersonal yang terjadi bertujuan untuk membuat perubahan
audience. Hovland, Janis dan Kelly (dalam Mar’at 1982 : 27) menyatakan bahwa
“proses perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar, yaitu perhatian,
pengertian, dan penerimaan”. DeVito dalam bukunya The Interpersonal
Communication (1986 : 14-16) mengemukakan beberapa tujuan komunikasi
interpersonal, dimana hal tersebut dapat dikatakan sebagai kelebihan yang
terdapat dalam proses komunikasi interpersonal.
0 comments:
Post a Comment