Wednesday, November 30, 2016

Media Komunikasi Politik

Pemanfaatan media dalam bentuk apapun merupakan saluran komunikasi kandidat kepada pemilih dapat dianggap efektif dan efisien pada masa kampanye. Berkampanye melalui media merupakan hal yang biasa dalam dunia politik modern. Penggunaan media dalam komunikasi politik saat kampanye sangat penting. Kecermatan memilih media kampanye harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi khalayak.
Pendekatan secara langsung dengan pemilih merupakan strategi mencari dukungan kandidat ke masing-masing individu. Pendekatan personal dengan pemilih sering disebut dengan kampanye tatap muka. Strategi ini dianggap efektif walaupun tidak dapat mencakup area yang luas, namun tidak semua tempat dan kalangan pemilih berhasil ditemuai saat melakukan kampanye tatap muka.
Penggunaan media massa dalam kampanye merupakan salah satu saluran komunikasi kandidat kepada pemilih dan cakupan daerah yang lebih luas. Dalam kampanye modern pengunaan media massa kerap dilakukan sebagai strategi pembentukan citra konstestan. Penyampaian produk politik dengan memanfaatkan media massa disebut pull marketing (Nursal, 2004:45). Karena strategi pull marketing merupakan strategi politik yang lebih menitik beratkan pada pembentukan image politik yang positif.
Penggunaan media kampanye pasangan H. Amril dan H. Irwandy pada Pemilukada Tebing Tinggi 2010 lebih menggunakan media luar ruang seperti baleho dan sepanduk. Media ini dianggap lebih mudah dan ekonomis dibandingkan dengan menggunakan media cetak maupun elektronik. Peteson McClude (dalam Cangara, 2009:382) mengatakan, “memang ada beberapa keraguan akan potensi media dalam memengaruhi khalayak pemilih, mengingat keterbatasannya tidak banyak mengubah perilaku pemilih setelah orang memiliki sikap”.
Pendapat yang sama juga disimpulkan oleh Sander and Pace (dalam Canggara, 2009:382), bahwa media massa pada dasarnya hanya mampu berada pada tataran pembentukan citra (image), sementara yang berperan untuk mengajak orang mengubah pilihan adalah komunikasi antarpribadi. Media hanya memberi pengaruh pada hal-hal yang sifatnya singkat dan tidak lama (sort term). Oleh karena itu, Sander dan Pace mengusulkan agar pemilu menekankan pada image world view daripada isu-isu. Sebab para pemilih pada umumnya cenderung untuk mengikuti hanya pada awal dan akhir kampanye.

Faktor geografis dan kecilnya wilayah pemilihan di Kota Tebing Tinggi menjadi salah satu alasan kuat bagi kandidat untuk tetap menggunakan media luar ruang dalam kampanye politik untuk membentuk image. Media kampanye sepertibaliho dan spanduk yang bergambarkan pasangan kandidat dianggap lebih efisien, karena dapat secara langsung di distribusikan hingga daerah pemilihan terkecil. Alasan penggunaan media tersebut lebih didasari oleh lokasi pemilihan kota Tebing Tinggi yang hanya memiliki 5 kecamatan dan dengan mempertimbangkan efektifitas media dan penghematan biaya kampanye.

0 comments: