Menjelang pemilu, muncul beberapa berita yang
mengaitkan antara persoalan ekonomidengan politik. Karena berangkat dari berita
yang berkaitan dengan pemilu, maka wacana tersebutpun umumnya berkaitan dengan
intervensi politik terhadap aktivitas ekonomi yang terjadi padakuartal pertama
ini. Dalam ranah ekonomi makro, misalnya, muncul beberapa pandangan baik
yangberupa pesimis atau optimis mengenai pengaruh pemilu dalam kontribusinya
terhadappertumbuhan ekonomi. Atau dalam ranah perdagangan saham dan moneter,
muncul dampak dari pencapresan Jokowi terhadap perubahan IHSG dan penguatan
rupiah terhadap dolar. Tentu, persoalan ekonomi politik di atas bukan
sekadar pada perdebatan sudut pandang yang digunakan dalam menilai suatu hal
sehingga berpengaruh terhadap perbedaan analisis yangdikemukakan. Jauh lebih
paradigmatik daripada itu, berita atau isu mengenai ekonomi politiktersebut
setidaknya menjelaskan bahwa Politik dan Ekonomi adalah dua entitas yang tidak
dapatterpisah dalam logika biner. Relasi antara Politik dan Ekonomi tersebut
dapat berdampak positif dalam tataran praksis penguatan institusi demokrasi
kenegaraan, atau dapat juga sebaliknya berdampak negatif atas sebab perbedaan
paradigmatik yang mendasar di antara keduanya. Dengan kata lain, Pemilu
sebagai bagian penting dari proses politik berbentuk demokrasi prosedural,
perlu dikaji secara lebih kritis dalam kaitannya dengan persoalan ekonomi:
apakah kehadiran pesta demokrasi yang berlangsung secara periodik tersebut
berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat luas,
atau bisa jadi pemilu hanyalah sekedar permainan elit yang dikemas menarik
bernama pesta demokrasi dan kepentingan rakyat hanyalah sekadar ilusi. Di titik
inilah, tradisi untuk membongkar kembali nalar politik dan ekonomi menjadi penting
dengan berkaca pada praktik yang terjadi di Indonesia serta beberapa negara.
Sehingga, kitatidak bisa sekadar ikut berpartisipasi dalam pemilu, melainkan
juga sadar serta kritis atas apa signifikansi bagi hadirnya ekonomi yang baik
dari setiap hadirnya pemilu.
0 comments:
Post a Comment